Rabu, 06 April 2011

Dari Delegasi menjadi Ketua Pelaksana

ANTIBIOTIC (Annual Training for Better Islamic Health Knowledge and Applicattion), sebuah seminar nasional tahunan yang diselenggarakan oleh FULDFK (Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran) dan teknis pelaksanaannya diamanahkan kepada anggota FULDFK yang merupakan LDF (Lembaga Dakwah Kampus) dari universitas-universitas se-Indonesia. Setidaknya itulah pengertian tersingkat yang bisa saya jelaskan mengenai event terbesar mahasiswa muslim FK se-Indonesia ini. Jujur saja, saya sendiri belum genap satu tahun mengenal ANTIBIOTIC. Di sini saya akan bercerita sedikit tentang kronologis saya mengenal ANTIBIOTIC. Selamat mengikuti!

Sekitar pertengahan tahun lalu saat saya masih menjadi seorang staf departemen ITKOM LKI FK UB 2010, saya ditawari oleh sekdep (sekretaris departemen) ITKOM untuk ikut menyusun KTI (Karya Tulis Ilmiah) dengan beliau dan saya mengiyakannya. Beberapa hari kemudian beliau kembali menghubungi saya dan menawari saya untuk menjadi delegasi ANTIBIOTIC ke-6 di Padang dan saya pun juga menerima dengan kepolosan saya. Saat itu saya sendiri masih sangat awam tentang ANTIBIOTIC dan pemahaman saya tentang ANTIBIOTIC saat itu adalah sebuah lomba KTI yang disisipi dengan acara seminar. Asumsi ini saya dapat karena sebelumnya beliau menawari untuk bersama-sama menyusun KTI.

Alhasil, setelah beberapa minggu beliau tidak pernah melakukan koordinasi terkait KTI selain pembagian tugas, mungkin karena waktu itu saya masih kurang kompeten untuk menyusun sebuah KTI dan belum sekalipun menyumbangkan ide kepada beliau. Wa Allahu alam bish showwab! Namun, hal yang tak terduga sebelumnya malah mencuat. Beliau meminta saya untuk menandatangani proposal pengiriman delegasi ANTIBIOTIC ke-6 dari LKI FK UB dan meminta saya untuk mempelajari proposal undangan ANTIBIOTIC ke-6. Sejak saat itulah saya mulai mengenal ANTIBIOTIC. Hal lain yang tak kalah mengejutkan adalah delegasi yang dikirimkan hanya satu orang.

Setelah beberapa hari usaha melakukan perundingan dengan pihak dekanat, Alhamdulillah saya berhasil mendapatkan dana bantuan untuk keberangkatan saya ke Padang meskipun masih terhitung setengahnya dari dana yang saya butuhkan. Karena alasan ini pula rencana pengiriman saya ke Padang sebagai delegasi ANTIBIOTIC ke-6 dari LKI FK UB hampir dibatalkan. Saya pribadi cukup ikhlas menerima mengingat dana yang saya butuhkan untuk berangkat tidak sedikit dan karena pada waktu itu saya sedang menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS). Namun, kekurangan dana tersebut akhirnya ditutup oleh dana sisa dari salah satu proker LKI.

Saya pun berangkat ke Padang. Ini adalah pengalaman pertama saya naik pesawat terbang dan tidak tanggung-tanggung, saya menumpangi 4 pesawat berbeda dalam perjalanan saya pulang-pergi menjalankan amanah menjadi delegasi ANTIBIOTIC ke-6. Saya berangkat dengan sebuah pesan dari sekdep ITKOM. Isi pesan tersebut kurang lebih adalah saya harus sebanyak dan sedetil mungkin mendapatkan info mengenai seluk-beluk ANTIBIOTIC ke-6, bahkan kalau memungkinkan saya ikutserta dalam syuro’ (rapat) evaluasi panitia resmi ANTIBIOTIC ke-6. Bagi saya pesan atau lebih tepatnya tugas tersebut adalah suatu timbal-balik yang harus saya berikan pada LKI FK UB karena saya diamanahi menjadi delegasi ANTIBIOTIC ke-6 tanpa dipungut biaya.

Beberapa bulan berselang setelah kepulangan saya dari Padang menghadiri rangkaian kegiatan ANTIBIOTIC ke-6. Ternyata saya mulai menyadari ada maksud tersembunyi dari pengiriman saya ke Padang sebagai delegasi ANTIBIOTIC ke-6. Saya selidiki ternyata pihak Pengurus Harian LKI kala itu sedang mempersiapkan seseorang yang dapat diamanahi tugas memegang amanah terbesar  LKI FK UB 2011, yaitu menjadi panitia penyelenggara ANTIBIOTIC ke-7. Saya benar-benar terkejut waktu itu meskipun saya mendapatkan info ini secara tidak langsung. Saya terkejut karena tak lain dan tak bukan seseorang yang dapat diamanahi tersebut adalah saya karena saya satu-satunya delegasi ANTIBIOTIC ke-6 dari LKI FK UB dan saya sendiri merasa belum siap mengemban amanah yang luar biasa berat ini.

Tak lama setelah maksud tersembunyi tersebut saya ketahui, terpilihlah ketua umum LKI FK UB yang baru. Dugaan pun menjadi keyataan, ketum LKI yang baru meminta saya untuk menjadi kadep (kepala departemen) IMED LKI FK UB sekaligus menjadi ketua pelaksana ANTIBIOTIC ke-7. Dengan beberapa pertimbangan dan petunjuk dari Allah Ta’ala, saya menerima permintaan ketum LKI meski masih ada sedikit keraguan untuk menggenggam amanah raksasa ini.

Itulah sekelumit kisah tentang alasan terpilihnya saya menjadi ketua pelaksana ANTIBIOTIC ke-7 di Malang, setidaknya dari sudut pandang saya sendiri.

Sebuah renungan:
Terkadang kita menganggap Allah jarang bahkan tidak pernah mengabulkan do’a kita. Padahal Allah selalu mengabulkan do’a kita hanya saja kita tak pernah menyadari bahwa do’a tersebut sudah terkabul karena bentuk pengabulan do’a oleh Allah terkadang tidak sepenuhnya sama dengan yang kita minta kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar