Menurut Joe Conlon, Ph.D, seorang penasehat teknis American Mosquito Control Association, ada sejumlah besar penelitian yang meneliti tentang senyawa-senyawa dan bau badan yang dipancarkan oleh manusia yang dapat memikat nyamuk. Dari penelitian-penelitian tersebut Ada sekitar 400 senyawa yang diteliti dan ini hanya merupakan permulaan.
Orang-orang dengan konsentrasi steroid atau kolesterol yang tinggi pada permukaan kulitnya dapat memikat nyamuk untuk mendekat. Namun, hal ini tedak berarti bahwa nyamuk hanya memangsa orang-orang dengan tingkat rata-rata kolesterol yang tinggi. Orang-orang yang dimaksud adalah mereka yang kemungkinan secara genetis lebih mudah memetabolisme kolesterol, hasil sisa metabolisme kolesterol yang di keluarkan dari tubuh melalui keringat dan tertinggal di permukaan kulit inilah yang kemungkinan tergolong dalam salah satu senyawa yang dapat memikat nyamuk.
Selain itu, nyamuk juga memangsa orang-orang yang memproduksi sejumlah asam secara berlebihan, misalnya asam urat, menurut penjelasan John Edman, Ph.D seorang Entomologist dan pembicara pada Entomological Society of America. Senyawa-senyawa tersebut dapat memicu indra pembau nyamuk dan membujuknya untuk mendarat pada korban yang tak terduga.
Edman juga menjelaskan bahwa proses “pemikatan” dimulai jauh sebelum pendaratan. Nyamuk dapat mencium bau mangsa mereka dari jarak sekitar 50 meter. Mangsa-mangsa ini adalah orang-orang yang memancarkan sejumlah besar karbon dioksida.
“Beberapa tipe karbon dioksida bersifat atraktif bagi nyamuk, bahkan untuk jarak yang jauh”, jelas Conlon. Orang yang lebih besar cenderung memproduksi karbon dioksida lebih banyak, itulah mengapa nyamuk lebih cenderung menggigit orang dewasa dari pada anak-anak. Wanita hamil juga berisiko tinggi karena mereka memproduksi karbon dioksida di atas normal yang dihembuskan orang-orang pada umumnya. Pergerakan dan panas tubuh yang meningkat juga dapat memikat nyamuk.
Sumber: http://www.webmd.com