Ibnu Sina mendeskripsikan Love Disorder sebagai sebuah obsessive disorder yang mirip dengan gejala depresi berat, yakni pikiran pasien terbebani dengan imajinasi visual dan pemikiran yang obsesif. Secara fisik, penyakit (disease) ini memiliki ciri pasien nampak kurang terawat, mata cekung dan kering, kedipan mata berulang kali, dan tertawa berlebihan yang kadang-kadang diselingi dengan tangisan. Mungkin terjadi perubahan pada sistem cardiopulmonary seperti napas cepat dan terhambat (rapid and paused breathing), mudah berkeringat, dan detak nadi irreguler. Biasanya juga ada gejala gangguan tidur dan prilaku. Gangguan ini mungkin muncul sebagai depresi, mania, dan gangguan tingkah laku yang membutuhkan pengobatan yang spesifik.
Ibnu Sina berpendapat bahwa identifikasi seseorang yang dicintai merupakan landasan penatalaksanaan pasien dengan Love Disorder. Cara pemeriksaan diagnosisnya adalah dengan menyebutkan sejumlah nama dengan tetap mencatat / memonitor detak jantung pasien. Perubahan pada kualitas dan nilai detak jantung (pulse rate and quality) saat disebutkan nama yang sesuai mungkin mengindikasikan nama orang yang dicintai oleh pasien. Tes juga harus diulang-ulang dengan menyebutkan nama-nama gelar, pekerjaan, tempat, dan kota yang kemungkinan besar berhubungan dengan nama orang yang dicintai pasien untuk menemukan lokasi keberadaan orang yang diduga menjadi etiologi penyakit pasien. Tes detak jantung dan nama ini adalah contoh klasik reaksi psikosomatik (kondisi mental atau jiwa dapat mempengaruhi kondisi tubuh).
Ibnu Sina merekomendasikan dokter agar berusaha memastikan terjadinya pernikahan yang sah antara pasien dengan sang kekasih bila diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti. Apabila hal ini tak dapat dilakukan, maka pilihan lain harus segera diambil, seperti:
- Pasien dipancing agar mencintai orang lain sehingga dia dapat melupakan orang yang menjadikan dia sakit
- Menyalahkan dan mengejek pasien kadang-kadang berhasil
- Diskusi dengan pasien berprilaku mania dan obsesif terkait penyakitnya juga cukup berguna.
- Pasien terus dibuat sibuk dengan perjuangan dan konflik yang berhubungan dengan orang lain untuk mengalihkan perhatiannya
- Mengajak pasien beraktifitas di luar ruangan
- Mengadukan / memberitahu orang yang dicintai pasien terkait perasaan pasien kepadanya mungkin bermanfaat,namun juga dapat berakibat negatif (Do or Die!)
Deskripsi dari Love Disorder termasuk ciri-ciri dari gangguan mood, kecemasan, prilaku, dan obsessive-compulsive disorder. Ibnu Sina membedakanya secara bijak dengan gangguan mood dan kecemasan berat, meskipun beliau memberikan catatan bahwa love disorder mungkin mirip dengan gangguan - ganguan tersebut. Secara keseluruhan, Ibnu Sina sangat banyak berkontribusi dalam pengobatan psikosomatis melalui deskripsi-deskripsi baru beliau tentang macam-macam gangguan psikiatri dan hubungannya dengan tubuh (body physic).
Sumber:
“Al-Qanun fi al-Tibb” (The Canons of Medicine) karya Abu Ali al-Hussain ibn Abdallah ibn Sina (A.D. 980–1037), lebih dikenal dengan nama Ibnu Sina di Timur atau Avicenna di Barat